Merek HKI – Banyak pelaku usaha berpikir bahwa mendaftarkan merek ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) adalah proses yang mudah. Tinggal isi formulir, bayar biaya administrasi, lalu tunggu sertifikat terbit. Nyatanya, tidak sedikit merek yang ditolak, bahkan harus melalui proses banding yang cukup melelahkan.
Sebagai pelaku usaha, mungkin kamu pernah mengalami atau mendengar cerita tentang merek yang gagal didaftarkan karena alasan tertentu. Ada yang ditolak karena kemiripan dengan merek lain, ada yang dianggap terlalu umum, dan ada juga yang terganjal aturan yang kurang dipahami sejak awal.
Lalu, mengapa merek HKI (Hak Kekayaan Intelektual) sering ditolak? Apakah ini murni karena kesalahan pemohon, atau ada faktor lain yang perlu diperhatikan?

Salah Satu Penyebab Utama: Kemiripan dengan Merek yang Sudah Ada
Salah satu alasan paling sering yang membuat merek ditolak adalah karena dianggap memiliki kemiripan dengan merek yang telah terdaftar lebih dulu. DJKI memiliki aturan yang cukup ketat dalam hal ini. Jika merek yang didaftarkan memiliki kesamaan secara visual, fonetik (cara pelafalan), atau makna dengan merek lain yang sudah ada, kemungkinan besar permohonannya akan ditolak.
Masalahnya, banyak pelaku usaha yang tidak melakukan riset terlebih dahulu sebelum mengajukan pendaftaran merek. Mereka mengira bahwa karena belum pernah melihat produk dengan nama tersebut di pasaran, maka aman untuk didaftarkan. Padahal, ada kemungkinan merek serupa sudah lebih dulu terdaftar meskipun tidak terkenal di publik.
Untuk menghindari penolakan karena alasan ini, sebaiknya lakukan pengecekan terlebih dahulu melalui situs resmi DJKI atau meminta bantuan konsultan HKI yang berpengalaman.
Nama Terlalu Umum atau Bersifat Deskriptif
Bayangkan jika ada orang yang ingin mendaftarkan merek dengan nama “Kopi Enak” atau “Baju Murah”. Secara logika, merek seperti ini pasti akan ditolak karena bersifat deskriptif. Nama yang terlalu umum dan hanya menggambarkan produk atau jasa tanpa memiliki unsur pembeda tidak bisa didaftarkan sebagai merek.
DJKI mengutamakan merek yang memiliki daya pembeda yang kuat. Sebuah merek harus unik dan tidak sekadar menggambarkan produk atau layanan yang ditawarkan. Itulah sebabnya, merek seperti “Aqua” untuk air minum kemasan atau “Indomie” untuk mi instan bisa diterima, karena memiliki unsur pembeda yang kuat dibanding sekadar “Air Mineral” atau “Mi Instan”.
Kalau kamu ingin mendaftarkan merek, pastikan nama yang dipilih tidak terlalu deskriptif. Gunakan kombinasi kata yang unik, singkatan, atau bahkan kata-kata yang tidak memiliki arti khusus tetapi mudah diingat oleh konsumen.
Kesalahan dalam Kelas Barang dan Jasa
Saat mendaftarkan merek, pemohon harus menentukan kelas barang atau jasa yang sesuai. DJKI menggunakan sistem klasifikasi internasional yang membagi produk dan layanan ke dalam berbagai kategori atau kelas.
Masalahnya, banyak orang yang keliru dalam memilih kelas yang sesuai. Misalnya, seseorang yang menjual baju mendaftarkan mereknya di kelas makanan dan minuman. Kesalahan seperti ini bisa menyebabkan permohonan ditolak karena dianggap tidak relevan dengan jenis usaha yang dijalankan.
Untuk menghindari masalah ini, penting untuk memahami sistem klasifikasi merek sebelum mengajukan permohonan. Jika bingung, bisa konsultasi dengan ahli HKI atau mencari referensi dari merek-merek lain yang sudah terdaftar.
Merek yang Bertentangan dengan Peraturan Perundang-Undangan
DJKI memiliki aturan ketat mengenai merek yang bertentangan dengan norma hukum, moral, agama, atau ketertiban umum. Merek yang mengandung kata-kata kasar, simbol yang berbau SARA, atau unsur yang bisa menyinggung kelompok tertentu pasti akan ditolak.
Selain itu, merek yang menggunakan simbol negara, lambang pemerintah, atau nama tokoh terkenal tanpa izin juga akan ditolak. Jadi, jangan berpikir untuk mendaftarkan merek dengan nama seperti “Garuda Pancasila”, “Presiden Coffee”, atau “Jokowi Fried Chicken” tanpa izin resmi.
Kenapa Harus Banding Jika Merek Ditolak?
Jika merek yang diajukan ditolak, pemohon masih punya kesempatan untuk mengajukan banding. Proses banding ini memungkinkan pemohon memberikan argumen dan bukti bahwa mereknya layak untuk diterima.
Banding biasanya dilakukan jika pemohon merasa ada kekeliruan dalam keputusan penolakan, misalnya merek yang dianggap mirip sebenarnya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Ada juga kasus di mana merek sudah digunakan secara luas di pasaran dan memiliki bukti penggunaan yang kuat. Selain itu, ada kemungkinan bahwa merek memiliki makna yang berbeda dalam konteks tertentu dan tidak menyesatkan konsumen.
Namun, perlu diingat bahwa banding tidak selalu menjamin merek akan diterima. Oleh karena itu, sebelum mengajukan banding, pastikan memiliki argumen dan bukti yang kuat.
Cara Menghindari Penolakan Merek HKI
Agar tidak mengalami penolakan atau harus menjalani proses banding yang melelahkan, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan sejak awal.
Lakukan riset menyeluruh sebelum mendaftarkan merek. Pastikan tidak ada merek lain yang mirip atau sudah terdaftar lebih dulu. Selain itu, gunakan nama yang unik dan memiliki daya pembeda, hindari nama yang terlalu umum atau deskriptif. Pemilihan kelas barang dan jasa juga harus sesuai dengan jenis produk atau layanan yang ditawarkan agar tidak terjadi kesalahan administrasi.
Pastikan merek tidak melanggar aturan atau norma hukum yang berlaku, terutama terkait penggunaan simbol negara, nama tokoh terkenal, atau istilah yang bisa menyinggung kelompok tertentu. Jika merasa ragu, ada baiknya berkonsultasi dengan ahli HKI sebelum mengajukan permohonan, agar bisa menghindari kesalahan yang tidak perlu.
Dengan persiapan yang matang, peluang merek untuk diterima akan jauh lebih besar. Jika pun mengalami penolakan, setidaknya sudah siap dengan strategi yang tepat untuk mengajukan banding.
Jadi, jika kamu sedang berencana mendaftarkan merek, pastikan untuk tidak hanya sekadar mengisi formulir dan berharap keberuntungan. Pahami aturan, lakukan riset, dan pastikan merek yang diajukan benar-benar layak untuk didaftarkan.
Jasa Banding Merek HKI
Mendaftarkan merek HKI memang bukan sekadar formalitas, tetapi langkah strategis dalam melindungi identitas bisnis. Sayangnya, banyak pemohon yang mengalami penolakan karena berbagai alasan, seperti kemiripan dengan merek lain, nama yang terlalu umum, kesalahan dalam memilih kelas barang/jasa, atau bertentangan dengan peraturan yang berlaku.
Jika merek ditolak, pemilik masih memiliki kesempatan untuk mengajukan banding. Namun, proses ini membutuhkan strategi yang tepat dan bukti yang kuat agar permohonan bisa diterima. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan riset mendalam sebelum mendaftarkan merek, memastikan nama yang dipilih memiliki daya pembeda yang cukup, serta memahami aturan dan prosedur yang berlaku.
Agar terhindar dari kesalahan yang berujung pada penolakan, sebaiknya gunakan jasa profesional yang berpengalaman dalam bidang pendaftaran merek. Permatamas Indonesia, yang berlokasi di Plaza THB Lantai 2 Blok F2 No 61 Pejuang, Medan Satria, Kota Bekasi, Jawa Barat, siap membantu kamu dalam proses pendaftaran merek HKI dengan layanan yang profesional dan terpercaya. Dengan bimbingan dari Permatamas Indonesia, peluang sukses dalam mendapatkan merek yang sah dan terlindungi akan semakin besar.
Jika kamu ingin memastikan merekmu terdaftar dengan lancar tanpa kendala, segera hubungi Permatamas Indonesia melalui WhatsApp di 085777630555 untuk konsultasi lebih lanjut!